-[Materi Ujian Untuk Tingkat Madya Tapak Suci]-

Selasa, 15 Juni 2010

BAB I
PENDAHULUAN


A.LATAR BELAKANG

Upaya mencapai prestasi olahraga yang maksimal semakin mendapatkan tantangan yang sangat berat, baik pada tingkat nasional maupun internasional.

Prestasi olahraga pada tingkat nasional maupun internasional bukan lagi milik perorangan, tetapi sudah menyangkut harga diri suatu bangsa. Untuk mencapai prestasi tersebut, maka berbagai potensi yang ada perlu diberdayakan baik oleh induk organisasi, Pengurus Daerah (Pengda), Koni Propinsi, untuk menempatkan para atletnya pada event PON, SEA GAMES, ASIAN GAMES maupun Olimpiade.

Secara umum olahraga dilakukan oleh semua tingkatan usia dan golongan masyarakat umum, namun secara khusus pembinaan olahraga ditujukan kepada peningkatan prestasi yang dapat dicapai apabila dimulai dari usia dini hingga mencapai puncaknya rata-rata pada usia 20-25 tahun (usia emas) bahkan pada cabang olahraga tertentu dapat mencapai usia tiga puluhan.

Pelatih olahragawan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu prestasi dan memegang peranan yang sangat penting dalam pembinaan olahragawan berbakat yang diharapkan akan berprestasi baik tingkat nasional maupun internasional dan sekaligus meningkatkan harga diri bangsa diantara bangsa-bangsa di dunia.

Untuk meningkatkan prestasi olahragawan, pelatih tidak cukup hanya berbekal pengalaman saja. Namun diperlukan juga penguasaan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi yang sesuai dengan masing-masing cabang olahraga, serta senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK di bidang olahraga.

Berdasarkan hasil pengamatan selama ini ternyata masih banyak pelatih yang belum menyadari pentingnya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi baik dalam perekrutan maupun dalam pembinaan atlet. mereka masih cenderung mengambil bibit olahragawan pada pencapaian prestasi saat suatu pertandingan tanpa melihat lebih jauh bagaimana kondisi dan kebugaran jasmaninya, hal ini yang sering menimbulkan terjadinya kegagalan para atlet sebelum mereka mencapai prestasi puncak.

Kesalahan-kesalahan ini dapat diperkecil, apabila para pelatih olahragawan memiliki pengetahuan yang cukup, khususnya ilmu pengetahuan yang mendukung profesinya sebagai seorang pelatih. Seorang pelatih dapat melakukan seleksi yang lebih baik terhadap calon olahragawan dalam suatu pemusatan latihan atau pelatnas dan pelatih juga mampu mendidik/membina olahragawan yang berbakat tersebut dalam mencapai prestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional. Oleh karena peran pelatih yang begitu penting itulah maka perlu dilakukan secara terus menerus guna mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga.

Agar pelatih lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya, maka diperlukan suatu pedoman dan materi pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Buku pedoman dan materi pelatihan pelatih tingkat madya ini merupakan lanjutan dari tingkat muda yang berisikan berbagai materi guna membekali para pelatih dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.


B.TUJUAN PELATIHAN

1.Agar pelatih tingkat madya memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan di bidang olahraga.
2.Agar pelatih tingkat madya memiliki landasan keilmuan di bidang olahraga.
3.Agar pelatih tingkat madya dapat menjalin hubungan kemasyarakatan yang lebih luas.

C.SASARAN DAN KRITERIA

1.Sasaran

Sasaran pelatihan pelatih tingkat madya ini adalah mantan olahragawan, pelatih olahraga pada klub, pelatih PPLP dan PPLM yang telah lulus mengikuti pelatihan tingkat muda.

2.Kriteria
Kriteria pelatih tingkat madya yang mengikuti pelatihan ini adalah sebagai berikut :
a.Pelatih berstatus tetap pada suatu cabang olahraga.
b.Telah mengikuti dan dinyatakan lulus dalam pelatihan pelatih tingkat muda.
c.Memiliki pengalaman melatih minimal 1 tahun.
d.Mantan olahragawan berprestasi yang berminat menjadi pelatih.
e.Sehat jasmani dan rohani.
f.Tidak buta huruf dan buta warna.
g.Mampu berbahasa Indonesia dengan baik.
h.Mempunyai minat dan dedikasi yang tinggi untuk melatih cabang olahraga.
i.Pendidikan minimal SLTA atau yang sederajat.



BAB II
MATERI PELATIHAN


A.TEORI DAN PRAKTEK LATIHAN KONDISI FISIK UMUM
1.Latihan Daya Tahan
2.Latihan Kekuatan
3.Latihan Kecepatan

B.PSIKOLOGI OLAHRAGA
1. Kepribadian Pelatih
2. Melatih Mental Psikologis Atlet
3. Jenis Latihan Mental
4. Mempersiapkan Mental Atlet

C.SOSIOLOGI OLAHRAGA
1. Faktor-faktor
2. Fungsi Olahraga
3. Pengaruh Olahraga
4. Konflik Dalam Olahraga

D.KESEHATAN OLAHRAGA
1. Tumbuh Kembang Anak
2. Cedera Olahraga
3. Metode RICE
4. Doping

E.GIZI OLAHRAGA
1. Makanan Olahragawan
2. Pengelompokan Bahan Makanan
3. Kebutuhan Kalori
4. Penggolongan Olahraga

F.BIOMEKANIKA
1. Hukum Keseimbangan
2. Azs-azas Gaya
3. Kerja dan Daya
4. Impact
G.DASAR-DASAR PENELITIAN OLAHRAGA
1.Pendahuluan
2.Masalah, Hipotesis Dan Analisis
3.Analisis Data Deskriptif
4.Analisis Data Inferensial

H.MANAJEMEN OLAHRAGA
1. Administrasi dan Manajemen
2. Lingkup Administrasi Dalam Olahraga
3. Anggaran dan Pengelolaan Keuangan
4. Lingkup Manajemen Olahraga
5. Manajemen Kepelatihan

I.KOMUNIKASI MASSA
1. Model Proses Komunikasi
2. Ruang Lingkup Komunikasi
3. Komunikasi dalam Berorganisasi
4. Tipe Komunikasi


J.STRUKTUR PROGRAM

Kelompok Mata Pelajaran
Mata Pelajaran
Proporsi
Jumlah Jam Pelajaran
KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN OLAHRAGA
1.Teori dan Praktek cabang olahraga
2.Teori dan praktek latihan kondisi fisik khusus cabang olahraga.
20%
(24 jam)
18

6

LANDASAN KEILMUAN OLAHRAGA
3.Strategi Pelatihan.
4.Psikologi Pelatihan
5.Sosiologi Olahraga
6.Kesehatan Olahraga
7.Gizi Olahraga
8.Biomekanika
9.Dasar-Dasar Penelitian Olahraga
10.Seminar Masalah Penelitian
55%
(66 jam
10
10
6
6
6
12
6

10
HUBUNGAN KEMASYARAKATAN
11.Manajemen Olahraga
12.Komunikasi Massa
10%
(12 jam)
6
6
PRAKTEK MELATIH
13.Praktek melatih
14.Observasi dan Diskusi
15.Analisa Keterampilan dan Pertandingan
15%
(18 jam)
6
6
6
Jumlah
100%
100 jam
Pengalaman Praktek melatih 6 sampai 12 bulan

BAB III
PENYELENGGARAN PELATIHAN


A.METODE PELATIHAN

Pelatihan ini dilakukan melalui pendekatan pendidikan bagi orang dewasa (andragogik) dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1.Ceramah
2.Penugasan
3.Studi Kasus

Ceramah
Kegiatan ceramah pada dasarnya disampaikan kepada seluruh peserta pelatihan dengan tujuan untuk membekali peserta dengan mengetahuan dalam bidang atau materi tertentu. Ceramah terutama dimaksudkan untuk menyamakan persepsi mengenai pengetahuan atau informasi dan memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk mengajukan tanggapan pertanyaan.

Penugasan
Kegiatan penugasan terkait erat dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya, yaitu perkuliahan, diskusi dan praktek.
Kegiatan penugasan yang bersifat perorangan dan kelompok. Kegiatan penugasan perseorangan ditekankan pada upaya memberikan kesempatan bagi setiap peserta untuk lebih memperdalam pemahaman atas suatu topik yang sedang atau telah dibahas. Kegiatan penugasan kelompok terutama dimaksudkan untuk menekankan pentingnya kerjasama kelompok dalam upaya menghasilkan karya tertentu. Dalam penugasan ini para peserta diharapkan dapat memberikan konstribusi masing-masing untuk menghasilkan karya bersama. Kegiatan ini perlu dimanfaatkan agar peserta dapat berhubungan secara efektif dalam kelompoknya.

Studi Kasus
Memberikan kesempatan luas bagi peserta untuk menyampaikan suatu permasalahan yang pernah didapat oleh para peserta sewaktu melatih, dalam bentuk tertulis maupun lisan serta untuk memecahkan masalah dalam memperluas pengetahuan dan pemahaman atas suatu topik bahasan.

B.WAKTU PELATIHAN

Pelatihan pelatih tingkat madya ini sebanyak 100 jam pelajaran (JPL) @ 45 menit, tidak termasuk pelaksanaan acara pembukaan dan penutupan serta tugas tambahan lainnya.


C.SARANA PRASARANA

Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran yang efektif perlu disiapkan alat/sarana/prasarana belajar mengajar sebagai berikut :

1.Bahan/materi dan fasilitasnya.
2.Ruang kelas dan fasilitasnya.
3.Laptop dan LCD.
4.OHP dan transparan.
5.Alat tulis menulis.
6.Alat peraga.
7.Pengeras Suara.


D.NARA SUMBER / INSTRUKTUR PELATIHAN

Nara sumber / instruktur dalam pelatihan ini harus orang yang menguasai materi pelatihan yang akan disampaikan dan merupakan satu tim Nara Sumber / Instruktur yang dapat diambil dari berbagai unsur terkait seperti Lembaga Pendidikan Tinggi Keolahragaan (LPTK), Fakultas Kedokteran, Lembaga Profesi dan Instansi/Lembaga lainnya yang relevan.


E.EVALUASI

Evaluasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan / kegagalan suatu kegiatan pelatihan dengan cara melakukan penilaian mulai dari input, proses dan output.

Untuk pelatihan pelatih tingkat madya ini diterapkan dua jenis evaluasi, yaitu :

1.Evaluasi Materi Pelatihan
Pada dasarnya evaluasi materi dapat dilakukan oleh masing-masing narasumber / instruktur melalui tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan peserta pada materi yang telah diajarkan. Sejauhmana peserta dapat menyerap materi yang diajarkan oleh narasumber/instruktur. Soal pertanyaan yang dibuat harus mencakup seluruh materi pelatihan yang diberikan.

2.Evaluasi Penyelenggaraan

Evaluasi penyelenggaraan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran atau menilai keberhasilan pelaksanaan pelatihan. Evaluasi penyelenggaraan pelatihan ini meliputi :

a.Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang mencakup narasumber/fasilitator/instruktur, sarana pelatihan dan metode penyampaian materi.
b.Penyelenggaraan pelatihan secara keseluruhan baik menyangkut tempat, waktu, akomodasi/konsumsi dan lainnya.

BAB IV
PENUTUP


Buku Pedoman Penyelenggaraan pelatihan pelatih tingkat madya ini merupakan tingkat lanjutan setelah pedoman dan materi tingkat muda. Buku ini dilengkapi dengan materi berbagai ilmu sesuai dengan tingkatan yang ada. Hal ini sebagai upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pelatih sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuninya.

Disamping itu diharapkan para pelatih dapat senantiasa mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) olahraga guna mendukung kinerjanya sebagai seorang pelatih. Pedoman penyelenggaraan pelatihan pelatih tingkat madya ini dapat digunakan oleh Instansi/Lembaga maupun klub-klub dalam melaksanakan pelatihan, sehingga kegiatan semacam ini dapat bergilir secara terus menerus.

Semoga dengan upaya menggulirkan pelatihan semacam ini dapat menambah baik kuantitas maupun kualitas pelatih yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi olahraga nasional. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

cursor: url("http://baykun.byethost15.com/cursorpensil.ico"),default;
Diberdayakan oleh Blogger.